Tag Archives: tazkirah

Tazkirah Ramadhan 6: Lailatul Qadr

Tazkirah ini dipetik daripada sesi tazkirah harian sempena Ramadhan di
Al Rajhi Bank pada 11 September 2009 / 21 Ramadhan 1430H


The month of Ramadhan has been singled out for special worship (Ibadat) and exclusive favours. It is a month unlike other months. One reason for this, as defined by the Qur´an, is because the Holy Qur´an was revealed in this month.

Says Allah in Surah al-Baqarah: “The month of Ramadhan, that in which the Qur´an was sent down; a guidance for mankind, and clear signs of guidance and distinction” (2:185). In fact, according to a hadith of the 6th Imam, the other holy books were also revealed in this month.

Among the nights of Ramadhan is one special night, which is better than a thousand months. Good deeds performed on that single night are equal to those performed over a thousand months. It is the Night of Power (Lailatul Qadr), when the Qur´an was revealed.

Some commentators believe it was the night when the Qur´an was brought down from Baitul Ma´mur (Heavenly abode), for Jibrael to reveal in parts to the Prophet. Others say it was the night when the Prophet received the entire Qur´an, but was asked to transmit it as and when the occasion demanded.

Lailatul Qadr is a celebration to commemorate the arrival of the final guidance for humans. It is a tribute to the commencement of the message revealed to mankind by their Creator, a message which shows them the way to achieve happiness in both the worlds.

Just as the arrival of a child is celebrated, on its birth and then every year, as a bringer of joy and fulfilment for the family, Lailatul Qadr is celebrated as a bringer of light and guidance for mankind. Unlike the birthday which is celebrated with a feast for the senses, Lailatul Qadr includes a feast for the spirit, a feast of worship and prayers.

Some hadiths indicate that the fate of every believer for the coming year is decreed on this night. That is why the Du`as for this night ask for special favours in the decree for the year. Believers are encouraged to stay awake the entire night, and pray for blessings and forgiveness. It is the holiest night of the year, and it would be unwise to be heedless of the tremendous benefits of this night.

Tazkirah Ramadhan 5: Perbanyakkan Doa'

Tazkirah ini dipetik daripada sesi tazkirah harian sempena Ramadhan di
Al Rajhi Bank pada 9 September 2009 / 19 Ramadhan 1430H


Allah berfirman yang bermaksud: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai Aku, maka beritahulah kepada mereka; sesungguhnya Aku sentiasa hampir kepada mereka. Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa, apabila dia berdoa kepadaKu (dengan cara yang betul). Maka hendaklah mereka menyahut seruanKu dan beriman kepadaKu, supaya mereka sentiasa menerima petunjuk.” Al-Baqarah, ayat 186.

Allah memperkenankan doa hambaNya dengan tiga cara.

1. Perkenankan permintaannya dengan segera
2. Dibalas dalam bentuk lain pada hari Akhirat
3. Diperkenankan dalam bentuk lain di dunia, iaitu Allah menjauhkan keburukan daripada hamba yang berdoa

Waktu mustajab doa:

1. 1/3 akhir setiap malam
2. Sebelum berbuka puasa
3. Setiap selepas solat fardhu
4. Seketika pada hari Jumaat
5. Antara azan dan iqamah
6. Ketika sujud dalam solat
7. Sebelum memberi salam, ketika tahiyyat akhir
8. Sewaktu hujan
9. Malam lailatul qadr
10. Ketika wuquf di Arafah

Tazkirah Ramadhan 4: Jalan Menuju Taubat

Tazkirah ini dipetik daripada sesi tazkirah harian sempena Ramadhan di
Al Rajhi Bank pada 7 September 2009 / 17 Ramadhan 1430H


  1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.
  2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: “Sungguh ketika saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat dari maksiat saya itu pada kuda dan istri saya”.
  3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang yang membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana … sesungguhnya disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik, maka sembahlah Allah disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek.”
  4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.
  5. Berdoa. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. Al-Maraghi berkata: “Yang dimaksudkan dengan “terimalah taubat kami” adalah: “Bantulah kami untuk bertaubat agar kami bisa bertaubat dan kembali kepada-Mu.”
  6. Mengetahui keagungan Allah yang Maha Pencipta. Para ulama salaf berkata: “Janganlah engkau melihat akan kecilnya maksiat, tapi lihatlah keagungan yang engkau durhakai.”
  7. Mengingat mati dan kejadiannya yang tiba-tiba.
  8. Mempelajari ayat-ayat dan hadis-hadis yang menakuti orang-orang yang berdosa.
  9. Membaca sejarah orang-orang yang bertaubat

Sumber: http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg04963.html